https://ferrari-wiki.com/ https://www.hillaryfarm.co.id/images/keth88/ https://ppdisnakertrans.riau.go.id/ http://103.153.229.43/ https://irontrianglebrewing.com/ http://38.9.137.147/ http://38.9.137.143/ http://multapipvtiti.com/bbfstoto/ https://umbima.ac.id/wp-content/-/ https://cg57811.tmweb.ru/halo/ https://dishub.riau.go.id/wp-content/-/ http://103.168.147.224/ https://slotqris.media9.co.id/content/ http://dim-et-ioann.ioa.sch.gr/content/ https://dishub.riau.go.id/wp-admin/content/ https://ace.dilmil-yogyakarta.go.id/content/ https://bappeda.langsakota.go.id/slot-terbaik/ https://mediasumbar.everettsonthego.com/
https://www.norcarestaurant.ca/wp-content/-/ http://strengthsensei.elegance.work/ https://institutomarlene.edu.co/wp-content/assets/
Kajian Deiksis dalam Cerita Bersambung Getih Sri Panggung Karya Kukuh S.Wibowo Panjebar Semangat Edisi 23 Maret – 29 Juni 2013 | Triadi | ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Kajian Deiksis dalam Cerita Bersambung Getih Sri Panggung Karya Kukuh S.Wibowo Panjebar Semangat Edisi 23 Maret – 29 Juni 2013

Bastian Triadi

Abstract


Abstrak: Penelitian ini bertujuan: 1) mendeskripsikan jenis dan bentuk deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo, 2) mendeskripsikan pengacuan deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo Panjebar Semangat. Analisis data menggunakan metode analisis konten. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggunaan deiksis dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo. 1) Jenis dan bentuk deiksis yang ditemukan meliputi a) deiksis persona meliputi: deiksis persona pertama tunggal: klitika -ku ‘-ku’ (enklitik), dan dak- ‘ku-‘ (proklitik); kata aku ‘aku’, kene ‘sini’, dan kula ‘saya’, deiksis persona pertama jamak: kata  kene ‘sini’ dan kita ‘kita’; frasa awake dhewe ‘diri kita’ dan  kita sedaya ‘kita semua’. Deiksis persona kedua tunggal: klitika kok- ‘kau’(proklitik) dan –mu ‘-mu’ (enklitik); kata kowe ‘kamu’, mang ‘anda’, kok ‘kau’, sampeyan ‘anda’, sliramu ‘kamu’, dan panjenengan ‘anda’, deiksis persona kedua jamak kowe sakeloron ‘kamu berdua’; deiksis persona ketiga tunggal, yaitu berupa klitika –e ‘-nya’ dan –ipun ‘nya’; kata dheweke ‘dia’, kana ‘sana’, piyambake ‘dirinya’, piyambakipun ‘dirinya’, panjenengane ‘beliau’, dan panjenenganipun ‘beliau’; b) deiksis waktu: deiksis waktu saiki ‘sekarang’, wau ‘tadi’, kapungkur ‘silam’, sesuk ‘besok’, mangke ‘nanti’, dina iki ‘hari ini’, bengi iki ‘malam ini’, dalu menika ‘malam ini’, mentas wae ‘baru saja’, enjing kalawau ‘tadi pagi’, biyen kae ‘dulu’, nalika semana ‘pada saat itu’, kala semanten ‘pada saat itu’, nalika semanten ‘pada saat itu’, dan ewasemanten ‘pada saat itu’; c) Deiksis tempat: tempat kene ‘sini’, kono ‘situ’, kana ‘sana’, mrene ‘ke sini’, mrana ‘ke sana’, mriki ‘ke sini’, mriku ‘ke situ’, ngriki ‘sini’, dan ngrika ‘sana’. 2) Pengacuan yang ditemukan berupa pengacuan endofora (anafora dan katafora) dan eksofora pada pengacuan persona, waktu, dan tempat.

 

Kata kunci : deiksis, cerita bersambung Getih Sri Panggung


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.